Cintaku Nyangkut Di Jogja

Cintaku Nyangkut di Jogja
Matahari pagi membangunkanku. Hari ini adalah hari yang kutunggu. Yapp.. pagi ini aku bersiap untuk berangkat berlibur ke Jogja, tepat jam 9 nanti aku berangkat dari stasiun. Aku sangat menantikan liburan kali ini setelah liburan kemarin aku batal untuk berlibur di Jogja.
“akhirnya gue berangkat juga ke Jogja”, kataku dalam hati
Aku langsung naik ke dalam kereta yang akan membawaku ke Jogja. Setelah menempuh perjalanan 7 jam dari Jakarta, akhirnya aku sampai. Dan aku sudah di jemput oleh sepupu laki-lakiku yang bernama Ryan.
“Ryan”, teriakku sambil melambaikan tangan.
Ryan menghampiriku dan langsung memelukku, maklum hubungan kami sebagai saudara memang dekat dan kami sudah lama tak bertemu.
“apa kabarnya kamu, Vie?” Tanya Ryan
“kabarku baik, kamu?” timpalku
“aku juga baik, ya udah kita ke mobil sekarang kita lanjutin ngobrolnya di mobil aja”, kata Ryan.
Aku langsung diajak ke mobil untuk menuju ke tempat tante Winy. Di mobil kita banyak ngobrol, setelah kita lama gak bertemu. Namun hari ini adalah hari terakhir Ryan di Jogja, karena dia akan pergi ke Singapura. Dan saat pertemuan itu, dia sekaligus berpamitan kepadaku. Tak terasa obrolan kita membuat perjalanan menuju rumah tante Winy menjadi tidak terasa, akhirnya aku sampai di rumah tante Winy. Dan tante Winy sudah menungguku di depan rumah bersama kakak sepupuku. Keluar dari mobil aku langsung memeluk tante dan kakak sepupuku.
“Tante, Nasya. Aku kangen banget sama kalian”, kataku
“kita juga kangen kamu. Oh iya sampe lupa masuk dulu yuk, aku tau kamu pasti capek banget”, kata Nasya.
“ayo sayang kita masuk, kamu langsung istirahat aja!”, perintah tante Winy
Tante Winy dan Nasya mengajakku masuk dan mengantarku ke kamar. Tanpa banyak basa-basi aku langsung tidur, karena aku merasa lelah setelah menempuh perjalanan tadi.
Cahaya matahari masuk ke dalam ventilasi kamar dan langsung menyorot kearahku. Tak terasa pagipun sudah tiba. Aku pun terbangun, aku melihat Nasya sudah rapi seperti ingin pergi. Benar saja, teman-temannya sudah menunggunya di depan rumah ternyata mereka ingin pergi ke pantai. Saat aku ke depan rumah ada temannya Nasya yang juga temanku. Dia yang melihatku ada di rumah tante Winy langsung mengajakku untuk pergi ke pantai.
“Vie, ikut kita yuk ke pantai!”, ajak Rio.
“eh Rio, emm… bentar yah gue tanya sama tante dulu”, kataku
“ok deh jangan lama-lama ya”, ujar Rio
Aku langsung teringat tujuan utamaku ke Jogja adalah untuk berlibur. Tanpa pikir panjang, aku langsung menemui tanteku untuk meminta izin.
Aku masuk ke dalam untuk mencari tante.
“Tante… Tante Winy…”, aku berusaha memanggil tante yang sedang di belakang
“ada apa sih? Sini kalau mau ngomong!”, kata Tante Winy
“Tante, aku boleh ikut Nasya sama teman-teman yang lain ke pantai gak?”, tanyaku
Dan tante mengizinkan aku, aku langsung bergegas dan siap-siap.
Rio dan Nasya sudah memanggil-manggilku, aku lari keluar. Setelah aku siap, ternyata Nasya berangkat bersama pacarnya. Aku bingung harus dengan siapa aku berangkat padahal aku sudah siap. Ada satu motor yang masih kosong, motornya Vino. Dan Rio menyuruhku untuk bersamanya, karena kebetulan Vino memang sendiri.
“udah, elu sama Vino aja”, kata Rio
Aku langsung kaget, saat Rio berkata seperti itu.
“hah? Hemm.. ya udahlah daripada aku gak jadi pergi”, kataku.
Akhirnya aku dibonceng dengan Vino. Diperjalanan kami berkenalan, ternyata Vino orangnya baik hati dan sopan. Aku senang berkenalan dengannya dan kami banyak bercerita. Selama aku di pantai aku selalu bersama Vino, sampai kita pulang lagi ke rumah. Aku merasa nyaman ada didekatnya.
2 hari kemudian
Vino datang lagi ke rumah tate Winy.
“ngapain lu Vin?”, tanyaku.
Sangat tak di duga VIno datang hanya untuk bertemu denganku, dan dia meminta izin kepada tante Winy untuk di ajaknya pergi. Aku diajak pergi keliling kota Jogja, dan aku merasa sangat senang sekali. Karena ada yang mengajaku jalan-jalan. Kami berhenti di suatu tempat untuk bercerita juga berfoto bersama, dari sini kamipun merasa sudah saling terbuka satu sama lain padahal kami belum pernah kenal sebelumnya dan aku juga merasa nyaman saat bersamanya. Mungkin sikap Vino yang terbuka dengan orang baru yang membuatku nyaman ada didekatnya.
“kamu senang gak aku ajak jalan-jalan gini?”, Tanya Vino
“senang banget lah Vin, aku kan ke Jogja memang untuk berjalan-jalan, gak nyangka kamu yang ajak aku. Makasih ya”, kataku sambil tersenyum.
“makasih? untuk apa?”, Tanya Vino lagi
“untuk semuanya”, ujarku
Malam semakin larut dan kami memutuskan untuk pulang.
Selama aku liburan di Jogja aku selalu diajak pergi bersamanya, kami pergi ke tempat-tempat wisata yang ada di Jogja. Kami merasa kalau kami jadi semakin dekat dan kami juga semakin mengenal satu sama lain.
Tak terasa waktu liburanku di Jogja tinggal 2 hari lagi, akupun bicara kepada Vino melalui SMS,
To: Vino
“Vin, aku di Jogja tinggal 2 hari lagi, mungkin lusa aku pulang ke Jakarta”
From: Daviena
Handphone Vino pun berdering, dan Vino langsung membuka sms dariku dan langsung membalasnya.
To: Daviena
“secepat itukah? Padahal aku masih mau sama-sama kamu. Hmm..besok aku mau kamu ikut aku pergi untuk yang terakhir. Mau kan?”
From: Vino
Dan SMS itu di baca oleh Daviena yang kemudian dibalasnya
To: Vino
“emangnya mau kemana? Ok lah kalau begitu, tapi please jangan bilang untuk yang terkakhir. Aku tunggu kamu besok di depan rumah jam 9 pagi”
From: Daviena
Setelah Vino membaca SMS dariku dia membalasnya dengan cepat
To: Daviena
“ok! Aku jemput kamu jam 9, siap-siap aja ya! Soalnya aku mau ajak kamu pergi lama, mungkin sampai malam”
From: Vino
Akupun mengiyakan SMS Vino, dan kamipun menyudahi SMS an untuk mala mini. Tak tau kenapa aku di kamar tiba-tiba menangis saat melihat foto kami kemarin. Dan aku semakin merasa sedih saat aku mengingat liburanku bersama Vino. Ternyata Vinopun merasakan demikian, Vino merasa sedih karena mengetahui aku ingin kembali ke Jakarta.
Keesokan harinya,
Aku dan Vino berangkat sesuai jam janjian kami, jam 9 Vino menjemputku. Kami pergi tak memiliki arah karena yang ada di pikiran kami saat itu, kami bisa pergi bersama-sama dan menikmati akhir liburanku bersama. Kami pergi sampai larut malam, kami pergi ke taman kota. Disinilah Vino menyatakan perasaannya kepadaku memang belum lama kami berkenalan, namun Vino merasa kalau akulah orang yang pantas untuk bersamanya. Perasaan yang campur aduk bersemayam di benakku, apalagi saat Vino mengutarakan perasaannya kepadaku. Aku tak bisa menjawabnya, namun aku berjanji akan menjawabnya besok. Karena aku juga butuh waktu untuk mempertimbangkan segalanya. Setelah itu tiba-tiba Vino memelukku, aku kaget namun mengapa aku merasa nyaman saat dipeluknya? Apa aku juga merasakan hal yang sama dengannya? Entah lah. Yang jelas malam ini adalah malam teindahku di Jogja.
Tiba juga hari kepulanganku ke Jakarta. Vino, Tante Winy, dan Nasya mengantarkan aku ke stasiun untuk pulang ke Jakarta.
“hati-hati ya! Kalau ada waktu kamu kesini lagi ya!”, kata Tante Winy sambil memelukku.
“Vie… aku bakal kangen banget sama kamu”, ujar Nasya.
Saat keretaku ingin berangkat Vino meminta aku menjawab pernyataannya semalam.
“gimana, Vie?”, Tanya Vino
Aku dengan wajah yang menekuk, dengan berat mengatakan apa yang sudah ia persiapkan sejak tadi malam.
“aku…aku… aku mau jadi pacar kamu, Karena aku juga punya perasaan yang sama denganmu”, kataku.
Vino yang senang mendengarnya langsung memelukku dengan erat. Tiba-tiba suara panggilan dari informasi kalau kereta menuju Jakarta akan berangkat. Vino dengan berat hati melepaskan pelukannya, kemudian berniat mengantarku sampai aku naik kereta. Namun aku yang berjalan di belakang Vino berteriak
“Cintaku nyangkut di Jogja!!”, teriakku
Orang-orang yang mendengar tak terkecuali Vino langsung menengok ke arahku, dan Vino melihat aku merobek tiket kereta itu. Kemudian Vino langsung menghampiriku.
“kamu gimana sih, keretanya udah mau berangkat. Kamu malah ngerobek tiket kamu”, ujar Vino.
Dengan nada santai aku menjawab
“siapa yang mau pulang ke Jakarta, aku mau tetep disini, di Jogja”, kataku sambil tersenyum bahagia.
“sungguh?”, Tanya Vino dengan penuh penasaran.
“iya… kamu tau kenapa? Karena Cintaku nyangkut di Jogja”, kataku.
“bener Vie? Makasih ya!”, ujar Vino.
Aku menganggukan kepalaku. Dan Vino langsung memelukku, dia merasa sangat bahagia dengan pernyataanku. Tante Winy dan Nasya yang melihatku ikut tersenyum bahagia.
“huu dasar kalian ini”, kata Nasya menyoraki kami. Lalu kamipun kembali ke rumah tante Winy lagi.
Kemudian akupun memutuskan untuk pindah sekolah ke Jogja.
Kamipun akhirnya menjalani hidup ke depan bersama-sama walau banyak hal yang kami hadapi tapi kita tetap bahagia dan kami bisa bersatu untuk selama-lamanya.
----SELESAI----
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
0 komentar:
Posting Komentar